
Index Sumut – Mayoritas bursa di Asia pada perdagangan pagi ini, Selasa (22/10), ditransaksikan di zona merah, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bahkan rupiah ikut terpuruk terhadap US Dolar.
“Melemahnya bursa di Asia berpeluang menggiring IHSG ke zona merah. Terlebih di tengah minimnya sentimen atau agenda ekonomi yang akan dirilis di pekan ini. IHSG pada sesi pembukaan perdagangan ditransaksikan melemah di level 7.752,” ujar Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin.
“Jika merunut pada kinerja bursa saham di Asia, IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.700 – 7.770,” sambungnya.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10 tahun sempat menyentuh 4.2% pada perdagangan waktu AS. Namun, pada sesi perdagangan di Asia imbal hasil US Treasury kembali turun dan berada di kisaran 4.188%.
“Meskipun sedikit turun, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan perdagangan kemarin,” katanya.
Mata uang rupiah pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah ke level 15.560 per US Dolar.
“Jika membandingkan dengan kinerja sejumlah mata uang Asia lainnya, kinerja Rupiah pada perdagangan pagi ini menjadi salah satu yang terburuk di Asia. Tekanan pada mata uang Rupiah terjadi di saat US Dolar diuntungkan dengan membaiknya sejumlah indikator ekonomi AS,” ujarnya.
Data ekonomi AS yang telah dirilis maupun ekspektasi rilis data di akhir pekan, memicu ekspektasi bahwa penurunan bunga acuan tidak akan seagresif sebelumnya.
“Tidak hanya rupiah saja yang mengalami tekanan, kinerja harga emas pada perdagangan pagi ini juga ditransaksikan lebih rendah dibandingkan dengan sore kemarin. Harga emas saat ini ditransaksikan di kisaran level $2.729 per ons troy nya,” pungkasnya. (R)