
Index Sumut – Setelah Trump mememangkan pemilihan Presiden AS, Bank Sentral AS atau The FED menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, kemenangan Donald Trump akan mendorong konsumsi domestik ekonominya dengan pemangkasan pajak, justru berpeluang mendorong terjadinya inflasi dan bisa merubah arah kebijakan Bank Sentral AS nantinya.
“Sehingga dampak dari kebijakan The FED saat ini diproyeksikan hanya akan berlangsung sementara. Hingga pada akhirnya Donald Trump akan dilantik dan pasar akan melihat gambaran kebijakan seperti apa nantinya yang akan dilakukan Bank Sentral AS atau The FED,” ujar Gunawan, Jumat (8/11).
Pada perdagangan pagi ini, IHSG dibuka menguat di level 7.263. Penguatan IHSG seirama dengan membaiknya bursa di Asia pada umumnya.
Menurutnya, kebijakan pemangkasan bunga acuan The FED pada dasarnya akan membuat penurunan bunga pinjaman yang menjadi kabar baik bagi emiten di pasar saham.
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah juga menguat pada perdagangan hari ini. Rupiah menguat ke level 15.630 per US Dolar. Namun pelaku pasar perlu mewaspadai kinerja US Dolar yang justru menguat terhadap mata uang lainnya di Asia.
Pada perdagangan pagi ini, US Dolar terpantau menguat terhadap sejumlah mata uang seperti Yen Jepang, Rupe India, Dolar Hongkong, Dolar Singapura dan Yuan China. Penguatan US Dolar tersebut terjadi justru di saat imbal hasil US Treasury 10 tahun mengalami penurunan.
“Bisa saja penguatan tersebut lebih dikarenakan ekspektasi pasar melihat proyeksi kebijakan ekonomi AS kedepan setelah Trump terpilih,” katanya
Di sisi lain, harga emas pada perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat ke level $2.700 per ons troy. (R)