Index Sumut – Laju tekanan inflasi AS yang dirilis sebelumnya sesuai dengan ekspektasi pasar. Dimana inflasi inti secara bulanan berada di level 0.3%, dan inflasi secara keseluruhan naik menjadi 2.7%.

Pengamat Pasar Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, kenaikan laju tekanan inflasi AS ini bisa diterjemahkan sebagai kemungkinan bahwa The FED akan lebih bernada hawkish, sebelum memutuskan besaran bunga acuannya pada pekan depan.

“Namun, inflasi inti yang kerap dijadikan barometer dalam penentuan bunga acuan, memang sejauh ini merealisasikan angka yang stabil. Data inflasi inti tersebut yang sejauh ini mendorong ekspektasi kemungkinan dipangkasnya bunga acuan The FED dalam pertemuan mendatang. Mayoritas bursa di Asia juga tidak begitu merespon rilis data inflasi AS tersebut,” ujar Gunawan, Kamis (12/12).

Banyak bursa di Asia yang dibuka stabil dengan kecenderungan menguat. Demikian halnya juga dengan kinerja mata uang US Dolar, terpantau US Dolar bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.

Penguatan US Dolar juga terdorong oleh membaiknya imbal hasil US Treasury 10 Tahun (4.297%) di sesi perdagangan pagi.

IHSG sendiri dibuka melemah tipis di level 7.450. IHSG berpeluang ditransaksikan dalam rentang 7.430 hingga 7.470.

Sementara itu, mata uang Rupiah ditransaskikan melemah ke level 15.930 per US Dolar. Rilis data inflasi AS masih memberikan tekanan besar terhadap mata uang rupiah pada hari ini.

Di sisi lain harga emas justru menguat ke level $2.707 per ons troy di sesi perdagangan pagi. (R)

Share: