Medan, Index Sumut — Pasar keuangan Indonesia dibuka dengan pergerakan campuran pada awal pekan ini. Di tengah minimnya sentimen domestik dan regional, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis ke level 6.893 pada sesi pembukaan perdagangan, sementara Rupiah justru mengalami pelemahan, seiring dengan menguatnya Dolar AS akibat rilis data ekonomi yang positif dari Amerika Serikat.

Pengamat Pasar Keuangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, mengatakan bahwa pasar saat ini cenderung mengambil sikap hati-hati.

“IHSG berpotensi bergerak sideways dalam kisaran 6.870 hingga 6.920, karena pelaku pasar menahan diri sambil mencermati arah kebijakan global, khususnya dari Amerika Serikat,” jelas Gunawan, Jumat (4/7).

Di sisi lain, Rupiah terpantau melemah di kisaran Rp16.225 per dolar AS. Melemahnya Rupiah dipicu oleh lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang kini menembus 4,36%, sehingga memperkuat posisi Dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, termasuk Rupiah.

Penguatan Dolar AS didorong oleh rilis data tenaga kerja AS yang jauh lebih baik dari ekspektasi. Tingkat pengangguran di AS turun menjadi 4,1% pada Juni, membaik dari proyeksi sebelumnya di angka 4,3%. Selain itu, data Nonfarm Payrolls juga menunjukkan penambahan 147 ribu tenaga kerja, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 144 ribu.

“Data tenaga kerja ini menjadi katalis positif bagi Dolar AS, sekaligus meredam kekhawatiran pasar akan potensi resesi di Amerika. Realitas ekonomi AS ternyata masih cukup kuat, sehingga mengurangi tekanan terhadap The Fed untuk segera menurunkan suku bunga acuan,” terang Gunawan.

Sementara itu, harga emas dunia mengalami koreksi dan diperdagangkan di level USD 3.330 per troy ounce, atau setara Rp1,74 juta per gram di pasar domestik. Penurunan harga emas ini turut mencerminkan peralihan minat investor dari aset safe haven ke instrumen berisiko seperti obligasi dan dolar.

“Stabilitas data ekonomi AS dalam jangka pendek akan menjadi penentu arah pergerakan pasar keuangan global, dan investor di Indonesia pun akan terus mencermatinya dengan seksama,” pungkas Gunawan. (R)

Share: